Kamis, 18 April 2013

BAGAIMANA MEMBERI DARI KEKURANGAN?

MEMBERI DARI KEKURANGAN
1 Raja-raja 17:8-16
Di sebuah desa hidup sepasang suami istri dan dua orang anaknya. Keluarga tersebut adalah keluarga yang takut akan Tuhan. Secara materi mereka hidup secara pas pasan. Mereka hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup dari hasil sebidang tanah dekat rumah mereka. Pada suatu kali keluarga tersebut mendengar salah seorang anak tetangga mereka sedang sakit keras tetapi keluarga tersebut tidak memiliki biaya untuk pengobatan bagi anak tersebut. Keluarga yang hidupnya pas pasan itu mengetahui masalah tetangganya. Akhirnya mereka berunding untuk menolong tetangganya tersebut dengan tabungan yang mereka kumpulkan bersama, walaupun tujuan dari tabungan itu adalah untuk membeli bahan makanan dikala musim kemarau datang.
Sdr.... seringkali dalam kehidupan kita sebagai orang percaya diperhadapkan pada situasi yang sulit, ketika harus memberi dari kekurangan kita. Memberi, resikonya adalah mengalami kekurangan dari apa yang paling kita butuhkan sedangkan yang diberi akan merasa tercukupkan. Masalahnya, ketika kita harus memberi dari kekurangan kadangkala “kekuatiran” menjadi teman setia.
Sdr... janda di Sarfat yang bertemu dengan Elia mendapat jawaban dari kekurangannya ketika mendengar bagaimana “Kuasa Allah” bagi setiap mereka yang yakin dan percaya kepada-Nya. Kekurangan yang ia miliki bukan menjadikannya takut tetapi justru dari kekurangannya ia memberi tetapi dibalik keyakinan tersebut ia memperoleh pertolongan dari Tuhan. Keyakinan dari janda tersebut mengantarnya kepada situasi yang justru menyenangkan buat dia. Tepung di dalam tempayan dan minyak di dalam buli-buli tidak habis dalam jangka yang panjang karena perkenanan Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Beriman dan percaya kepada Allah sebagai sumber kehidupan adalah landasan utama menjalani hidup serta menjawab keraguan kita, ketika kita harus memberi dari kekurangan. Situasi sulit bukan tidak mungkin dan bahkan sering kita alami. Bahkan situasi sulit tersebut seringkali membuat kita dalam dilema tetapi kehidupan dalam iman kepada Allah adalah kehidupan yang mengandalkan Dia karena Ia sanggup menjawab setiap keraguan dan ketakutan kita dengan pengharapan yang pasti. Kehidupan kita tidak dibatasi oleh standar dan pikiran manusia di dalam keraguan akan hidup dimasa kini melainkan percayalah kepada Dia yang sanggup menolong kapanpun dan dimanapun. Oleh karena itu hidup orang percaya adalah hidup yang berjalan dalam iman, bertindak dalam iman dan berpengharapan dalam iman.

Yesus berkata: "Karena itu aku berkata kepadamu : Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir akan pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai (Matius 6:25). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar