Kamis, 18 April 2013

BAGAIMANA MEMBANGUN KOMUNITAS YANG SALING PERCAYA?

MENJADI KOMUNITAS YANG SALING PERCAYA
Yohanes 20:19-31
Manusia adalah mahluk sosial atau komunitas yang tidak dapat hidup sendiri. Menurut Kertajaya Hermawan, arti komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas ada relasi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest.
Komunitas orang percaya adalah komunitas yang berangkat dari satu kesatuan di dalam iman kepada Kristus yang mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun tubuh Kristus yang diwujudkan dalam kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Secara holistik, komunitas akan terbangun secara utuh jika di dasarkan pada prinsip saling percaya.
Dari bacaan kita dalam Yohanes 20:19-31 muncul suatu kisah bahwa seorang murid Yesus yang bernama Tomas tidak percaya akan kebangkitan Kristus. Berita yang disampaikan oleh murid-murid yang lain tidak menggoyahkan prinsip Tomas. Dari ketidak percayaannya Tomas memunculkan suatu statement bagi dia bahwa “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya”. Ungkapan Tomas ini adalah ungkapan yang bukan hanya di tujukan kepada rekan-rekannya tetapi juga secara tidak langsung di tujukan juga kepada Tuhan Yesus sekalipun faktanya adalah suatu kebenaran namun dia tidak percaya. Ketidak percayaan Tomas tersebut menjadikan dia sebagai pribadi yang tidak mampu hadir secara utuh dan menyatu dalam komunitas murid-murid saat itu. Ketidak percayaan Tomas adalah suatu gambaran bahwa ia sedang dalam kebingungan. Apakah memungkinkan ia mempercayai sesuatu yang hanya berupa informasi, sementara ia ingin bukti secara lahiriah. Dari situasi ini memungkinkan Tomas sebagai pribadi yang hadir dalam komunitas murid-murid Yesus namun terpisah dari sudut pandang yang berbeda.
Hal yang sama seringkali terjadi, ketika dalam sebuah komunitas muncul suatu perbedaan serius dalam hal ketidak kepercayaan satu dengan yang lain memungkinkan keutuhan komunitas tersebut akan mengalami pergeseran makna dan bahkan kehancuran, ketika sikap tidak saling percaya menjadi dominan. Setiap komunitas bukan tanpa perbedaan tetapi hendaknya perbedaan disikapi dengan melihat kebersamaan dalam mewujudkan kesatuan dan persatuan bagi kepentingan bersama. Kita dapat belajar dari Tomas, sekalipun punya cara pandang yang berbeda namun tetap memelihara kesatuan dan kebersamaan. Komunitas murid-murid saat itu tidak melihat prinsip Tomas sebagai sesuatu yang akan merusak keutuhan mereka tetapi terus bersama-sama mewujudkan tujuan utama yaitu pelayanan pekabaran Injil.
Komunitas orang percaya adalah membangun suatu kesatuan yang utuh yang berlandaskan pada keutuhan pelayanan, membangun jati diri sebagai murid Kristus bagi tugas panggilan pelayanan, dan membangun keutuhan tubuh Kristus yang di implementasikan lewat karya nyata bagi sesama melalui sikap yang mau melayani seperti Kristus. Komunitas orang percaya yang saling percaya adalah komunitas yang selalu berlandaskan pada kebenaran firman Tuhan sebagai dasar dan pola hidup bagi keutuhan bersama.
Oleh karena itu, sikap saling percaya adalah element penting dalam suatu komunitas. Sikap saling percaya meliputi adanya integritas (integrity), kejujuran (honesty) kewajaran (fittingness), sikap egaliter (egali-tarianism), toleransi (tolerance) dan kemurahan hati (generosity). Dengan demikian biarlah komunitas orang percaya dibangun di atas dasar saling percaya yang dilandaskan pada panggilan pelayanan bagi tubuh Kristus. Amin....


BAGAIMANA MEMBERI DARI KEKURANGAN?

MEMBERI DARI KEKURANGAN
1 Raja-raja 17:8-16
Di sebuah desa hidup sepasang suami istri dan dua orang anaknya. Keluarga tersebut adalah keluarga yang takut akan Tuhan. Secara materi mereka hidup secara pas pasan. Mereka hanya dapat mencukupi kebutuhan hidup dari hasil sebidang tanah dekat rumah mereka. Pada suatu kali keluarga tersebut mendengar salah seorang anak tetangga mereka sedang sakit keras tetapi keluarga tersebut tidak memiliki biaya untuk pengobatan bagi anak tersebut. Keluarga yang hidupnya pas pasan itu mengetahui masalah tetangganya. Akhirnya mereka berunding untuk menolong tetangganya tersebut dengan tabungan yang mereka kumpulkan bersama, walaupun tujuan dari tabungan itu adalah untuk membeli bahan makanan dikala musim kemarau datang.
Sdr.... seringkali dalam kehidupan kita sebagai orang percaya diperhadapkan pada situasi yang sulit, ketika harus memberi dari kekurangan kita. Memberi, resikonya adalah mengalami kekurangan dari apa yang paling kita butuhkan sedangkan yang diberi akan merasa tercukupkan. Masalahnya, ketika kita harus memberi dari kekurangan kadangkala “kekuatiran” menjadi teman setia.
Sdr... janda di Sarfat yang bertemu dengan Elia mendapat jawaban dari kekurangannya ketika mendengar bagaimana “Kuasa Allah” bagi setiap mereka yang yakin dan percaya kepada-Nya. Kekurangan yang ia miliki bukan menjadikannya takut tetapi justru dari kekurangannya ia memberi tetapi dibalik keyakinan tersebut ia memperoleh pertolongan dari Tuhan. Keyakinan dari janda tersebut mengantarnya kepada situasi yang justru menyenangkan buat dia. Tepung di dalam tempayan dan minyak di dalam buli-buli tidak habis dalam jangka yang panjang karena perkenanan Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Beriman dan percaya kepada Allah sebagai sumber kehidupan adalah landasan utama menjalani hidup serta menjawab keraguan kita, ketika kita harus memberi dari kekurangan. Situasi sulit bukan tidak mungkin dan bahkan sering kita alami. Bahkan situasi sulit tersebut seringkali membuat kita dalam dilema tetapi kehidupan dalam iman kepada Allah adalah kehidupan yang mengandalkan Dia karena Ia sanggup menjawab setiap keraguan dan ketakutan kita dengan pengharapan yang pasti. Kehidupan kita tidak dibatasi oleh standar dan pikiran manusia di dalam keraguan akan hidup dimasa kini melainkan percayalah kepada Dia yang sanggup menolong kapanpun dan dimanapun. Oleh karena itu hidup orang percaya adalah hidup yang berjalan dalam iman, bertindak dalam iman dan berpengharapan dalam iman.

Yesus berkata: "Karena itu aku berkata kepadamu : Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir akan pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai (Matius 6:25).